Dunia fisika yang dikatakan sebagai ilmu pasti, kadang tidak selamanya dipahami oleh kaum awam, dan bahkan orang fisika sendiri pun belum tentu bisa memahaminya. Banyak contoh yang bisa kita lihat. Sebagai contoh, jika kita berbicara mengenai relativitas, banyak orang yang akan mengaitkannya dengan rumus Einstein yang terkenal E=mc2. Namun bukan itu sebenarnya apa itu relativitas, bahkan rumus di atas bukanlah rumus untuk menunjukkan kerelativitasan. Relative di sini berarti sesuatu bisa berubah sesuai dengan keadaan. Apa saja yang bisa berubah tersebut? Sampai saat ini, hanya ada 3 satuan utama saja yang bisa berubah, yaitu massa, panjang, dan waktu. Kita mengkombinasikan ketiganya menjadi satuan-satuan yang lain misalnya massa jenis, dll. Apa parameter penyebab perubahan itu? Hanya ada 1 jawaban, yaitu kecepatan. Massa, panjang, dan waktu hanya akan berubah jika benda memiliki kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya.
Jika ada yang berkata bahwa 1+1=2 adalah salah (dengan alasan semua itu relative) maka orang itu belum memahami dasar konsep kerelativitasan tersebut. Walapun saya sendiri hanya mengerti sedikit saja dari kosep dasarnya. 1+1=2 adalah benar. (Secara teori ini benar, namun jika di dalam beberapa pembuktian matematika yang “menyesatkan” , kadang kita menemui bahwa 1+1 tidak selalu sama dengan 2). Namun itu dalam matematika, tetapi jika dikaitkan dalam relativitas, maka 1+1 nilainya tetap akan bernilai dua. 1+1 tidak memiliki satu dari 3 satuan utama yang kita bicarakan di awal tadi. Bahkan 1+1 tidak memiliki kecepatan yang hampir menyamai kecepatan cahaya. Kecuali anda berangan-angan bahwa 1+1 terbang dengan kecepatan yang tinggi maka mungkin saja kita bisa mengatakan bahwa 1+1=2,5.
Kalu kita perhatikan kembali, rumus E= mc2 juga kadang memiliki makna yang sering dimiringkan. Berdasarkan rumus di atas, kita mungkin sering mendengar bahwa massa akan diubah atau dikonversi menjadi energy yang sangat besar dengan faktor pengali kuadarat cahaya. Pernyataan ini jelas salah. Ingat kembali hukum kekekalan massa “Massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan”. Jika kita mengubah massa menjadi energi, maka kita akan memusnahkan massa, yang jelas-jelas tidak bisa kita lakukan. Jadi apa yang benar? Yang benar adalah bahwa massa memiliki energy potensial jika dikali kuadrat kecepatan cahaya. Jika energy potensial tadi diubah ke bentuk energy lain, maka massa benda tadi akan tetap. Tidak akan berubah dari massa awalnya.
Namun tunggu dulu, apakah rumus di atas akan berlaku untuk semua benda yang memiliki massa? Bayangkan jika 1 butir nasi yang memiliki massa yang sangat kecil, jika kita konversi nilai energinya, maka kita tidak perlu makan setiap hari, bahkan energy sebutir nasi tadi bisa menjadi energy kita seumur hidup. Namun tidak demikian kenyataannya. Kita harus makan setiap hari agar kebutuhan energy kita tercukupi. Ini artinya, rumus di atas tidak berlaku untuk semua benda. Namun tahukah anda bahwa rumus di atas berlaku untuk semua benda yang melepaskan energy. Namun untuk banyak proses, rumus tadi tidak begitu kelihatan. Makanan yang diolah oleh lambung kita, reaksi fotosontesis, baterai yang menghasilkan listrik hanyalah proses reaksi kimia biasa. Berbeda jika kita berbicara tentang reaksi nuklir. Pada semua reaksi, setiap atom akan melepaskan/menyerap energy, namun untuk reaksi kimia biasa, jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan pelepasan energy oleh reaksi nuklir. Oke, cukup untuk rumus Einstein. Terlalu panjang untuk dibahas di sini.
Kemudian kita berpikir kembali. Jika massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka secara teori kita bisa saja menghitung berapa jumlah massa di jagad raya ini. Karena tidak akan ada yang hilang atau bertambah dari jagad raya yang besar ini. Demikian juga dengan energy yang tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan, namun bisa dikonversi ke bentuk lain. Kita bisa menghitung berapa jumlah energy total di dalam semesta. Energy total ini adalah energy yang mungkin saja adalah energy total ketika big bang terjadi. Lalu muncul pertanyaan kembali, darimana datangnya energy awal tadi? Apakah semua dating begitu saja? Mungkin di sinilah Tuahn bekerja dan menyatakan kebesaran-Nya. Jika anda ma menjelaskan secara fisika, silahkan berpikir…
Masih banyak misteri alam yang sebenarnya patut kita tanya, mengapa ini dan itu bisa terjadi. Jadi, teruslah belajar…..
CMIIW
sebuah rangkaian kata-kata
Practices make perfect.
we know no one perfect.
So, no one practice.
But, we are no one. So we are perfect. And we are practices.
Edit and print this page
Friday, April 10, 2009
Fisika yang Sering Disalahartikan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment